live TVRI Surabaya

ass.

pada tanggal 13 Agustus 2008 ada acara khusus dan lain dari biasanya. Karena hari ini TVRI Surabaya mengadakan acara dialog dengan Judul SEMANGGI. saya sendiri kurang begitu tau apa arti akronim dari SEMANGGI yang jelas saat itu ada acara dialog bertemakan kebangkitan, dan juga kemerdekaan dengan keynote speakernya :

  1. Bupati Sidoarjo Wind hendarso

  2. Rektor Univ.Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) Prof.DR.Achmad Jaenuri Ph.D)

  3. Pimpinan Dari Bank Jatim (kurang tahu namanya)

Acara di mulai sejak pukul 19.30 di ikuti oleh beberapa instansi Bank Jatim, LIPPO bank dan juga ada beberapa Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi Yaitu Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dan Juga dari UNESA. Dari UMSIDA sendiri di hadiri oleh kurang lebih 25 Mahasiswa termasuk saya di dalamnya dan juga dosen-dosen.

Saya datang hampir terlambat karena berkumpul dan menunggu teman-teman di kampus lumayan lama alias mbulet. Sehingga saya tidak bisa mengikuti pre-acara (gladi bersih). Saya datang kurang lebih pukul 19.15 kemudian saya mendapatkan tempat duduk di tribun nomor 2 dari belakang (no.2 dari atas )

tribun atas
tribun atas

Cewek di samping saya yang sedang betulin jilbab adalah teman dari Fakultas tarbiyah samping saya lagi yang cowok dari Fak.Pertanian sedangkan tiga orang di depan saya adalah karayawan Bank Jatim.Sebenarnya foto ini saya tampilkan hasil dari korban periklanan ..he..he.. waktu acara belum mulai ada fotografer yang motret acak kemudian hasilnya di pajang di pintu keluar studio.

acara yang disiarkan langsung oleh TVRI Surabaya ini lebih menarik apalagi dibuka sesi tanya jawab baik bagi mahasiswa maupun dosen. Karena pada dialog ini membahas lebih khusus Kab.Sidoarjo tentang kesejahteraan dan segala macam permasalahan yang ada di Sidoarjo, Maka penanya yang diawali oleh tokoh pengrajin dan UKM membahas tentang usaha batik di kawasan Jetis Sidoarjo. Berbagai pertanyaan pun muncul hingga membahas tentang upaya pendampingan UMSIDA kepada UKM sebagai wujud keseriusannya terhadap pengembangan masyarakat. Lebih menariknya lagi pertanyaan bisa langsung ditanggapi oleh bupati Sidoarjo yang hadir sebagai pembicara.

Di kalangan Mahasiswa ada 2 penanya di kasih kesempatan mengajukan pertanyaan. Penanya pertama menanyakan tentang kondisi pedagang kaki lima yang ada di depan kampus 1 UMSIDA. Inti pertanyaannya adalah bagaimana sikap pemerintah terhadap upaya-upaya penggusuran dan akibat-akibat yang ditimbulkan terhadap PKL. Pak Win sapaan akrab bupati sidoarjo menjawab dengan tenang. Beliau memberikan jawaban dengan menggambarkan contoh lokalisasi PKL di sekitar Lembaga Pemasyarakatan (barat alun-alun) yang di tata oleh pemkab. Tempat jualan telah di tata sedemikian rupa dan di kasih tenda-tenda yang seragam. ketika malam hari pemkab juga memberikan wadah untuk tempat nogkrong dan warung makan dengan konsekuensi saat pagi tiba tak ada satupun sampah dan penjual yang nampak di alun-alun.

Pada awalnya bupati menjelaskan bahwa di jatim, kekuatan daerah telah terpeta-peta. Sidoarjo sendiri sebagai tetangga ibu kota propinsi memanfaatkan posisi ini dengan mengandalkan kekuatan industri serta pemukimannya. Sehingga penguatan investasipun digalakkan untuk memenuhi kesejahteraan masyarakat Sidoarjo dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Di sisi lain saya mengajukan pertanyaan bagaimana mengatasi arus global dan efek negatif investasi yaitu dengan tersingkirnya penduduk setempat oleh kaum Feodal. Saya memberikan gambaran “okelah Sidoarjo maju, tapi di sisi lain di pinggiran kota masih banyak saudar-saudara kita yang hidup di bawah garis kemiskinan. Bagaimakah mengatasi ketimpangan ini ?

layaknya seorang pemimpin Pak Win menjawab dengan elegan dan menanyakan kembali bahwa perlu klarifikasi ulah, warga yang manakah yang kurang mampu?, oragn sidoarjo asli kah? atau pendatang ?. mungkin banyak orang luar kota Sidoarjo yang masuk ke Sidoarjo yang kurang bernasib baik itukah yang dimaksud. jadi bukan orang sidoarjo asli. Namun demikian Pak Win tetap beranggapan bahwa dengan mengangkat investasi maka PAD naik dan PAD itulah yang digunakan untuk mengangkat kemakmuran rakyat dengan menyediakan lapangan kerja serta meningkatkan kualitas tenaga kerja dengan mengadakan pelatihan jahit sepat bagi korban lumpur lapindo yang bekerja sama pula dengan UMSIDA

Sebagai salah satu nyawa utama pembangunan bidang keuangan, “Bank Jatim” pun siap memberikan dukungan dengan memberikan kredit lunak sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Pimpinan Bank Jatim yang telah hadir

Karena terbatasnya waktu pertanyaan dari masing-masing penanya tidak dapat dilanjutkan, Namun sedikit sambung lidah ini memberikan nilai tersendiri dalam menyambut HUT RI ke-63 serta seiring dengan satu abad HARKITNAS

Diterbitkan oleh Naimul Hajar

asli orang ponorogo jawatimur melanglang buana dalam menuntut ilmu. Pernah belajar di Trenggalek, lulus SMA melancong ke Pare kemudian melanjutkan studi ke Sidoarjo

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.